PART 1
Piimmmm!!!! Pimm!!! Suara klakson
Papaku yang membahana pertanda tak sabar untuk tancap gas. “Iya Paaaaa” jeritku
sambil menenteng tas dan sepatu. Aku memang orang yang sukanya tergesa-gesa. Hello, namaku Alika Notika. Ini empat
bulan pertamaku di sekolah baru. Kini aku sudah putih-abu abu. Rasanya senang
sekali memasuki masa SMA yang katanya masa paling menyenangkan.
“Lama banget sih lo dek,
ketiduran di kamar mandi?” tanya Kak Diko jengkel.
“Tiap
pagi lo nanya itu ke gue, nggak bosen apa? Gue aja bosen dengernya” jawabku
sambil melet panjang panjang.
“Tiap
pagi Papa denger kalian ngomel rasanya kepala Papa mau pecah!” sahut Papa.
“Berangkat sekarang ya!” kata Papa sambil melajukan mobil.
Aku dan Kak Diko bersekolah di
sekolah yang berbeda. Kak Diko lebih suka sekolah yang jauh dari rumah dan
terkenal sebagai sekolah eksis, katanya sih biar bisa dapat cewek cantik di
sana. Sedangkan aku, lebih suka sekolah yang biasa-biasa aja dan nggak jauh dari tempat perbelanjaan biar bisa mampir dulu hehe. Aku dan Kak Diko selisih umur 2
tahun, di pagi hari kami memang tidak akrab karena aku selalu terlambat dan Kak
Diko selalu berkemas di pagi buta. Tapi, jika sudah pulang dari sekolah, kami
sangat akur bahkan sering mengerjakan PR bersama, maen game bareng, kucing-kucingan,
memasak aneka kue. Jangan salah, Kak Diko memang pintar memasak. Kak Diko
orangnya gokil dan seru, tak heran jika tiap dia membawa temannya maen ke
rumah, jumlahnya hampir se-RT. Berbeda denganku, aku hanya memiliki 4 sahabat
terbaik.
Jenar, dia orangnya tomboy tapi
manis. Pilih-pilih banget dalam hal cowok. Denata, 1800 berbeda
dengan Jenar, dia sangat mengerti make-up, tiap 2 minggu sekali ke salon,
modis, dan senangnya gonta-ganti cowok, kuakui dia paling cantik diantara kami
berlima. Abel, suka makan, tiap detik laper, tapi nggak pernah gemuk, daaan
paling sering mentraktir kami. Wajar saja, orang tuanya adalah pengusaha kaya. Ayuko, dia
favoritku, dia sangat sabar dan pengertian. Dia sangat pas dijadikan sahabat.
“Makasih Pa, Li sekolah dulu ya. Bye, my brother yang handsome” pamitku.
“Hati-hati ya Li, kalo minta
jemput telpon rumah aja, Papa hari ini mau ke Bandung.”
“Semangat yah sekolahnya Li. Gue
emang handsome, bye”
“Siappp!!” jawabku.
Aku segera menuju ke kelasku.
Tapi, tiba-tiba aja aku kebelet pipis. Tanpa pikir panjang, aku berbelok arah
yang menuju kamar mandi. “Aduh, gimana dong, masa iya tasnya gue taruh di sini.
Gue bawa ke dalem juga nggak mungkin, tapi kalo dijailin kakak kelas gimana”
Kamar mandi ini emang deket dengan kelas 12, dan kabarnya kelas 12 cowok banyak
yang jail.
“Hei, mau ke kamar mandi ya? Sini
tasnya gue pegangin, tapi ntar gantian bawain tas gue ya” kata suara berat.
Sekilas aku menoleh, dan oh, my God! Dia Ezra!! Beneran Ezra!!
Ezra adalah cowok yang aku taksir diam-diam, tentu saja aku belum memulai PDKT,
karena aku cukup tau diri mengingat masih kelas 10 dan aku cewek. “Eh—bo..leh deh, boleh” sahutku tak percaya
sambil menyerahkan tas merahku.
“Yaudah,
sana lo duluan. Kan ladies first”
Aku langsung masuk ke kamar mandi.
Seketika aku batal pipis dan hanya menggigit bibir bawahku, merapikan jilbab,
dan merangkai kata yang akan kuucapkan pada Ezra. Tak lupa aku membasahi sepatuku
bagian bawah agar terlihat seperti habis pipis beneran. Aku keluar dari kamar
mandi dengan dag dig dug di jantung.
“Nih,
tas lo dan ini tas gue. Jagain ya”
Aku hanya mengangguk dan berkata
sesantai mungkin “Cepetan ya, jam pertama gue Pak Didit” Pak Didit memang guru
paling killer dan masuk kelas 10 menit lebih awal kalo jam pertama.
“Lo
tau sendiri gue cowok, mana ada cowok yang pipisnya lama” jawabnya sambil
senyum sekilas lalu bergegas masuk ke kamar mandi.
Ya
ampun, gantengnya minta ampun!! Menurutku, Ezra memang cowok paling ganteng dan
manis seangkatanku. Dia tipikal cowok ideal buat dijadiin pacar, udah ganteng,
manis, jago futsal, rajin beribadah. Kurang apa coba? Oh, Ezrakuu. Tanpa sadar,
aku melamunkan Ezra dalam hitungan 30 detik.
“Woy,
makasih ya. Cepetan gih, katanya jam pertama Pak Didit. Ntar disuruh maju kapok
loh. Tau sendiri soalnya pasti susah”
Ya
Tuhan, Ezra bicara padaku!! “Em, yah, makasih kembali. Pasti udah pernah telat
ya?”
“Bukan
telat, tapi lupa bawa PR. Hehe. Cepetan gih”
“Em, oke” kataku lalu berlari menuju kelas. Oh thanks God!! This is the best day ever!!
“Em, oke” kataku lalu berlari menuju kelas. Oh thanks God!! This is the best day ever!!
No comments:
Post a Comment